Ini Kiprah Atlet Sumatera Utara di Olimpiade

Oleh : Indra Efendi Rangkuti

Olimpiade 2024 yang merupakan kali ke-33 Olimpiade terlaksana digelar di Paris Prancis pada 26 Juli – 11 Agustus 2024. Sayangnya perhelatan olahraga terbesar di dunia tersebut kembali tidak diikuti oleh atlet asal Sumatera Utara (Sumut)

Sejak Indonesia pertama kali tampil di Olimpiade 1952 di Helsinki,atlet Sumatera Utara (Sumut) lumayan sering memperkuat kontingen Indonesia di Olimpiade.Ketika pertama kali berpartisipasi di Olimpiade 1952 atlet asal Sumut tidak ada yang memperkuat kontingen Indonesia.

Atlet asal Sumut pertama kali memperkuat kontingen Indonesia di Olimpiade itu terjadi di Olimpiade 1956 yang digelar di Melbourne Australia. Saat itu atlet Sumut tampil pada 2 cabang olahraga yaitu sepakbola dan renang.Di sepakbola 3 bintang PSMS Medan saat itu yaitu : Ramlan Yatim,Ramli Yatim dan M.Rasijd memperkuat Tim Sepakbola Indonesia. Sedangkan di renang Habib Nasution tampil membela Indonesia.

3 bintang PSMS yang membela Timnas saat itu tampil gemilang membela Timnas ketika berhadapan dengan tim kuat Eropa saat itu Uni Sovyet.Pada pertandingan pertama Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Sovyet 0-0. Sayang di laga ulangan keesokan harinya Timnas Indonesia takluk 0-4 dari Uni Sovyet dan gagal melangkah ke babak selanjutnya. Uni Sovyet yang saat itu diperkuat kiper terbaik dunia Lev Yashin tampil sebagai peraih Medali Emas sepakbola Olimpiade 1956.

Habib Nasution yang tampil di nomor 100 m gaya bebas dan 400 m gaya bebas sempat tampil gemilang di babak awal namun kemudian gagal melangkah ke Final. Walau demikian penampilannya sempat mendapat pujian dari para jurnalis saat itu.

Di Olimpiade 1960 yang digelar di Roma Italia ini atlet Sumut kembali memperkuat kontingen Indonesia.Saat itu atlet Sumut tampil di cabang olahraga renang, balap sepeda dan angkat besi.

Di cabang renang 2 perenang Sumut yaitu Habib Nasution dan Zakaria Nasution tampil menjadi bagian kontingen Indonesia. Bagi Habib Nasution ini adalah untuk kedua kalinya tampil di Olimpiade. Di cabang olahraga balap sepeda atlet Sumut M.Sanusi tampil memperkuat kontingen Indonesia. Dan di cabang olahraga angkat besi lifter Sumut Asber Nasution tampil di panggung Olimpiade Roma 1960 ini.

Di Olimpiade 1964 yang digelar di Tokyo, Indonesia tidak ikut berpartisipasi karena memboikot Olimpiade Tokyo tersebut.

Indonesia kembali tampil di Olimpiade 1968 yang digelar di Meksiko. Pada Olimpiade 1968 ini lifter Sumut Madek Kasman tampil membela Indonesia di angkat besi.

Saya bersama 2 Atlet Legendaris Sumut yang pernah tampil di Olimpiade Habib Nasution dan Syamsul Anwar Harahap

Di Olimpiade 1972 yang digelar di Muenchen Jerman atlet Sumut tidak ada yang ikut membela panji Indonesia. Pada Olimpiade 1976 yang digelar di Montreal Kanada petinju Sumut Syamsul Anwar Harahap tampil membela panji Indonesia di Olimpiade 1976 ini.S yamsul Anwar Harahap lolos hingga babak 16 besar kelas Welter Ringan.

Pada Olimpiade 1980 yang digelar di Moskwa,Indonesia tidak tampil sebagai protes atas invasi Uni Sovyet ke Afganistan pada 1979.  Pada Olimpiade 1984 yang digelar di Los Angeles Amerika Serikat tidak ada atlet asal Sumut yang ikut memperkuat kontingen Indonesia.

Mardi Lestari kala berlaga di Semifinal 100 m Olimpiade Seoul 1988

Dalam Olimpiade 1988 yang digelar di Seoul Korea Selatan sprinter handal Sumut asal Binjai Mardi Lestari tampil membela kontingen Indonesia di nomor 100 m dan estafet 4×100 m. Di nomor 100 m Mardi Lestari berhasil lolos ke semifinal. Sayang di semifinal Mardi Lestari kalah bersaing dengan pelari top dunia saat itu seperti Carl Lewis dan Calvin Smith.

Prestasi Mardi Lestari ini menyamai prestasi sprinter Indonesia Purnomo di Olimpiade Los Angeles 1984. Catatan waktu Mardi Lestari di semifinal Olimpiade Seoul 1988 adalah 10,32 detik dan memecahkan rekor nasional sebelumnya yang dicatat Purnomo dengan catatan 10,33 detik.

Hingga kini hanya Purnomo dan Mardi Lestari sprinter Indonesia yang bisa menembus semifinal Olimopiade di nomor 100 m. Prestasi Mardi Lestari yang lolos hingga babak Semifinal menorehkan catatan sejarah besar bagi dunia atletik Sumut karena hingga kini hanya Mardi Lestari atlet atletik Sumut yang bisa berlaga di Olimpiade.

Di Olimpiade 1992 yang digelar di Barcelona Spanyol, petinju Sumut Hendrik Simangunsong tampil memperkuat kontingen Indonesia. Petinju asal Labuhan Batu ini lolos hingga babak 16 besar di kelas Menengah Ringan.  Prestasi ini menyamai prestasi abang sepupunya Syamsul Anwar Harahap di Olimpiade Montreal 1976.

Hendrik Simangunsong ketika menaklukkan lawannya di Olimpiade Barcelona 1992

Di Olimpiade 1996 yang digelar di Atlanta Amerika Serikat petinju Sumut Hendrik Simangunsong kembali tampil membela Indonesia. Dan kembali Hendrik Simangunsong lolos ke babak 16 besar kelas Menengah Ringan seperti prestasinya di Olimpiade Barcelona 1992.

Sayangnya setelah Olimpiade Atlanta 1996 tersebut hingga Olimpiade Paris 2024 ini tidak ada lagi atlet asal Sumut yang tampil di Olimpiade. Sebuah ironi bagi dunia olahraga Sumut yang dikenal sebagai salah satu daerah gudang atlet berbakat di Indonesia.

29 Tahun setelah Olimpiade Atlanta digelar tak ada lagi atlet Sumut yang tampil di Olimpiade. Ini tentu bukan hal yang lumrah dan wajar bagi provinsi Sumut yang dikenal punya bibit – bibit potensial di dunia olahraga tetapi dalam hal prestasi justru jauh tertinggal dari daerah lain.

Maka itu, saat ini tentunya para stakeholder olahraga di Sumut harus introspeksi diri atas kemunduran ini dan tidak saling menyalahkan atas kondisi puluhan tahun tanpa ada wakil Sumut di Olimpiade.

Semoga kesuksean Sumut di PON 2024 yang telah digelar di Sumut dan Aceh akan menjadi awal kebangkitan dunia olahraga Sumut dan semoga di Olimpiade 2028 yang akan digelar di Los Angeles Amerika Serikat akan ada atlet Sumut yang tampil memperkuat kontingen Indonesia. **