WASHINGTON | okemedan
Iran dan Israel akan mencapai perdamaian “segera”, Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Minggu (15/6), dan menambahkan bahwa ada banyak pertemuan yang belum ditentukan yang akan berlangsung dan bahwa kedua negara harus membuat kesepakatan.
Israel dan Iran melancarkan serangan-serangan baru satu sama lain sepanjang hari Minggu, menewaskan sejumlah orang.
“Iran dan Israel harus membuat kesepakatan, dan akan membuat kesepakatan,” kata Trump di Truth Social, menambahkan bahwa “kita akan memiliki perdamaian, segera”.
Trump tidak memberikan rincian tentang pertemuan tersebut atau bukti kemajuan menuju perdamaian. Pernyataannya ini bertentangan dengan komentar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengatakan pada hari Sabtu bahwa kampanye Israel melawan Iran akan semakin intensif.
Trump juga mengatakan kepada sebuah jaringan berita pada hari Minggu bahwa masih ada kemungkinan Amerika Serikat akan terlibat dalam konflik Iran-Israel dan bahwa ia akan “terbuka” untuk menjadi penengah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Ada kemungkinan kita bisa terlibat” dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara musuh bebuyutan di Timur Tengah, kata Trump dalam sebuah wawancara, menurut ABC News yang mengatakan bahwa presiden dari Partai Republik itu menekankan bahwa Amerika Serikat “saat ini tidak terlibat dalam aksi militer”.
Mengenai Putin yang berpotensi menjadi mediator dalam konflik ini, “dia siap. Dia menelepon saya tentang hal itu. Kami berbicara panjang lebar mengenai hal ini,” kata Trump kepada reporter ABC News.
Juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai bagaimana Trump dan Gedung Putih bekerja untuk meredakan situasi di Timur Tengah.
Trump, yang menggambarkan dirinya sebagai pembawa perdamaian dan telah menuai kritik dari basis politiknya karena tidak dapat mencegah konflik Israel-Iran, mengutip perselisihan-perselisihan lain yang menjadi tanggung jawabnya untuk diselesaikan, termasuk antara India dan Pakistan, dan mengeluh karena tidak mendapatkan lebih banyak pujian untuk melakukan hal tersebut.
“Saya melakukan banyak hal, dan tidak pernah mendapat pujian untuk apa pun, tetapi tidak apa-apa, orang-orang mengerti. Jadikan Timur Tengah hebat lagi!” tulisnya.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan negaranya tak ingin konfliknya dengan Israel meluas ke negara-negara tetangga, kecuali jika situasinya memaksa.
Araqchi mengatakan Teheren hanya merespons agresi pihak asing dan jika agresi itu berhenti, maka reaksi Iran juga akan berhenti.
Ia mengatakan serangan Israel ke ladang gas South Pars di lepas pantai yang dimiliki bersama oleh Iran dan Qatar merupakan agresi terang-terangan dan tindakan yang sangat berbahaya.
Menyeret konflik ke Teluk Persia adalah kesalahan strategis, dan tujuannya adalah untuk menyeret perang ke luar wilayah Iran,” ujar Araqchi, dikutip Reuters, Minggu (15/6).
Sebanyak 10 orang meninggal dunia di Israel akibat serangan Iran sepanjang malam Minggu, atau Sabtu (14/6) malam. Namun angka tersebut masih mungkin untuk bertambah seiring petugas masih melakukan operasi penyelamatan.
Diberitakan CNN, sebanyak 6 orang tewas di kota pesisir Bat Yam setelah sebuah bangunan dihantam serangan Iran hingga rontok. Organisasi pencarian dan penyelamatan ZAKA masih melakukan operasi hingga saat ini.
Sementara itu, empat lainnya tewas di Kota Tamra di kawasan utara yang juga dihuni oleh masyarakat Palestina.
OM – nta








