MEDAN | okemedan.
Maskapai penerbangan Jetstar Asia yang selama ini melayani peneumpang dari Medan ke Singapura dan Singapura – Medan akan segera berhenti beroperasi.
Selain penerbangan Singapura-Medan PP, Jetstar Asia juga menutup operasionalnya di Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Maskapai tersebut saat ini diketahui melayani penerbangan antara Singapura dan sejumlah destinasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, China, Sri Lanka, Jepang, dan Australia.
Operasi domestik dan internasional Jetstar Airways di Australia dan Selandia Baru, serta Jetstar Japan tetap berjalan seperti biasa.
Kabar penutupan penerbangan Jetstar Asia dari Medan dan kota-kota lain di Indonesia serta Asia tersebut disampaikan oleh CEO grup Qantas, Vanessa Hudson.
Ia mengatakan, pihaknya akan menutup anak usaha Jetstar Asia yang berbasis di Singapura, karena lonjakan biaya pasokan, kenaikan tarif bandara, dan persaingan yang semakin ketat di kalangan maskapai berbiaya rendah.
Jetstar Asia akan berhenti beroperasi pada 31 Juli 2025, dengan penerbangan yang tetap dilayani hingga tujuh minggu ke depan.
Ia mengatakan bahwa perusahaan itu telah mengalami kenaikan biaya hingga 200 persen dari sejumlah pemasok, sehingga mengubah basis biayanya secara material.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan apresiasi mendalam kepada tim Jetstar Asia yang luar biasa dan patut bangga dengan dampak mereka terhadap industri penerbangan di kawasan ini selama dua dekade terakhir,” ujar Hudson seperti dilansir CNA Singapore.
“Kami saat ini tengah melaksanakan program pembaruan armada paling ambisius dalam sejarah kami, dengan hampir 200 pesanan pesawat yang telah dikonfirmasi dan investasi ratusan juta dolar pada armada yang ada saat ini,” tambah Hudson.
Uang tiket dikembalikan penuh
Terkait penutupan rute Asia, termasuk dari Bandara Kualanamu-Changi Airport, Qantas mengumumkan pelanggan Jetstar Asia yang sudah memiliki pemesanan tiket untuk penerbangan yang dibatalkan akan mendapatkan pengembalian pembayaran penuh. Qantas Group juga akan membantu pelanggan untuk dialihkan ke maskapai lain jika memungkinkan.
.”Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan apresiasi mendalam kepada tim Jetstar Asia yang luar biasa dan patut bangga dengan dampak mereka terhadap industri penerbangan di kawasan ini selama dua dekade terakhir,” ujar Hudson.
“Kami saat ini tengah melaksanakan program pembaruan armada paling ambisius dalam sejarah kami, dengan hampir 200 pesanan pesawat yang telah dikonfirmasi dan investasi ratusan juta dolar pada armada yang ada saat ini,” tambah Hudson.
Disebutkan, para karyawan yang terdampak sebanyak 500 orang lebih akan menerima pesangon atas PHK besar- besaran ini dan diupayakan utuk dicarikan pekerjaan di Qantas Group.
Qantas juga mengumumkan bahwa 13 pesawat Airbus A320 milik Jetstar Asia akan secara bertahap dialihkan ke Australia dan Selandia Baru.
Penerbangan biaya rendah
Maskapai Jetstar diluncurkan lebih dari dua dekade lalu untuk memanfaatkan permintaan yang meningkat akan perjalanan udara berbiaya rendah di Asia.
Unit ini menghadapi persaingan ketat dari maskapai berbiaya rendah Asia Tenggara lainnya seperti AirAsia milik Capital A, serta Scoot milik Singapore Airlines.
Sebelumnya, Qantas mengakuisisi Impulse Airlines dan mengoperasikannya di bawah merek QantasLink, tetapi setelah memutuskan untuk meluncurkan maskapai biaya rendah, maskapai tersebut diluncurkan kembali dengan merek Jetstar.
Jetstar Asia diperkirakan mencatat kerugian EBIT sebesar A$35 juta (Rp370 miliar) pada tahun keuangan ini.
Dengan berhentinya Jetstar rute Medan-Singapura dan sebaliknya maka tinggal dua maskapai yang melayani penerbangan langsung dari Bandara Kualanamu – Changi Airport yakni Singapore Airlines dan Batik Air. Sedangkan maskapai lain seperti Air Asia dan Malaysia Airline harus transit lebh dulu di Kuala Lumpur.
OM – nta