Sharing Session: Ayah Aku Ingin Kau Ada, Ayah

Okedukasi187 Dilihat

MEDAN | okemedan

Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah angka fatherless yang sangat tinggi. Bagaimana peran anak sebagai korban, pelaku atau penonton yang pernah mengalami peristiwa tersebut. Peran ayah sangatlah penting bagi anak dan juga dalam mensejahtera masyarakat Indonesia.

“Fatherless” atau “tanpa ayah” merujuk pada kondisi di mana seorang anak tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam hidupnya, atau meskipun ayah hadir secara fisik, namun tidak berperan aktif dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Istilah ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan situasi di mana anak merasa kurang mendapatkan dukungan, bimbingan, dan kasih sayang dari ayah, baik secara fisik maupun emosional”, ujar Ustad Dr H Umar Mukhtar Siregar Lc MA di Medan, Minggu (27/4/2025).

Ia menuturkan, fatherless kini menjadi isu yang banyak diperbincangkan. Fatherless merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seorang anak tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam kehidupan sehari-harinya.

Ustad Umar menjelaskan, peran ayah dalam keluarga sangat luas dan penting, tidak hanya sebagai sumber nafkah, tetapi juga sebagai pengasuh, pendidik, dan pelindung keluarga. Ayah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan finansial, memberikan pendidikan moral dan agama, serta menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

Ia mengatakan, begitu peran besar ayah dalam pendidikan anak dalam rumah tangga sehingga dalam Al-Qur’an ada empat kali dialog ayah kepada anak, sementara dialog anak kepada ibunya hanya dua kali. Hal menerangkan bahwa begitu besar dan potensi sosok ayah dalam keluarga.

“Untuk itu, bagaimana lebih lanjut dan potensi itu dapat dikembangkan mari kita hadiri sharing session “aku ingin kau ada, ayah” yang digelar pada Minggu 4 Mei 2025, di Serayu Cafe & Space Jalan Sei Serayu No. 85 Medan sekitar pukul 10.00 WIB. Mari kita hadiri kegiatan bermanfaat ini”, tutupnya.

Novel bertitle “Kenapa Harus Ayah” karangan Muhammad Qodri Parinduri merupakan sebuah autobiografi yang menceritakan perjuangan seorang anak yang tidak mendapat kasih sayang dari seorang ayah.

Muhammad Qodri Parinduri mengatakan novel ini berisikan tentang rendahnya tingkat kepercayaan diri hal ini disebabkan tanpa figur ayah, anak mungkin merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan dan menghadadi tantangan hidup.

“Kesulitan mengelola emosi tentunya bagi anak fatherless cenderung mengalami kesulitan mengontrol emosi karena kurangnya contoh dalam menghadapi konflik atau tekanan. Rentan mengalami stres dan depresi disebabkan kehilangan figur ayah dapat meningkatkan risiko stres dan depresi karena kurangnya dukungan emosional”, pungkasnya.

Sharing Session ini dengan menghadirkan pembicara Dr Rahmi Lubis MPsi Psikolog (Spesialis Kesehatan Mental Remaja dari UMA), Muhammad Qodri MPsi (Penulis Novel “Kenapa Harus Ayah”) dan O.K. Guntur Alamsyah SPsi CT CPS (Moderator).

OM – dewa