DELISERDANG | okemedan
Tahun 70-an sampai 80-an, banyak jalan di tanah air kondisinya tidak sebaik sekarang. Baik jalan Negara, jalan Provinsi, jalan di Kota, di Kabupaten apalagi jalan di Kecamatan. Bahkan gang/lorong-lorong belum diaspal atau disemen, masih tanah yang jika hujan becek berlumpur.
Nah, jika ingin brnostalgia merasakan bagaimana kondisi jalan di tahun 70-80-an, datanglah ke Tembung City di kabupaten Deliserdang di jalan penghubung Medan – Batangkuis.
Berkisar 300 meter dari Simpang Jodoh yang famous dengan rujaknya, setelah melintasi Masjid Firdaus, tak jauh sepanjang 100 meter di Jalan Medan- Batangkuis, persisnya di depan kantor Bank Sumut dan ruko-ruko Pasar Gambir terdapat `obyek wisata alam` yaitu jalan rusak parah lengkap lubang berkedalaman sekitar 20 meter.
Bila hujan lebat seluruh permukaan jalan ini rata dengan air tak ubahnya seperti kolam pancing. Penuh genangan dari ujung ke ujung. Mengundang bahaya karena pengendara tidak bisa melihat dimana genangan air yang dalam dan mana yang tidak. Hanya pengendara yang sering melintas yang bisa mengingat bagian mana yang dalam dan yang lumayan. Kadang seperti disaksikan, pengendara sepeda motor terjebak ke lubang yang dalam sehingga sepatu dan pakaiannya kotor terimbas genangan air bahkan terjatuh. Sungguh penuh tantangan.
Oya, bagi Anda yang memiliki hobi offroad, boleh berfoto disini di atas trail biar kelihatan eksis.
Bila hari panas – kondisinya seperti puisi Chairil Anwar: Deru Campur Debu. Abu beterbangan di tengah deru kendaraan yang melintas, menimbulkan polusi, mendatangkan penyakit.
Hebatnya, jalan rusak yang kabarnya berstatus jalan provinsi ini terkesan sengaja dipelihara rusak terus. mengapa? karena sudah melewati dua presiden dari Jokowi ke Prabowo, dua gubernur Sumatera Utara dari Edy Rahmayadi ke Bobby Nasution serta dua bupati Deliserdang dari Azhari Tambunan ke Asri Tambunan.
Artinya, sudah lama sekali rusak tak diperbaiki. Tak ada yang peduli. Menurut catatan okemedan.com, kerusakan jalan ini sudah berlangsung 2 tahun, sejak pertengahan 2023 sampai sekarang, akhir April 2025 sebagaimana juga keterangan dari warga sekitar dan pedagang.
“Entah siapa yang bertanggungjawab kog gak diperbaiki sampai sekarang,” ujar Zainal Abidin, 39 tahun. “Apa udah gak ada lagi uang pemerintah makanya gak dibetul-betulin sampe sekarang” imbuhnya.

Padahal, jalan ini merupakan urat nadi perekonomian dari Deliserdang ke Kota Medan. Jalan ini juga menghubungkan dan menjadi jalan alternatif dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu. Hanya sekitar 20 menit berkendara dari Tembung ke Kualanamu melalui Batangkuis. Dari Titisewa, perbatasan Kota Medan hanya berkisar 2 kilometer saja lokasi jakan rusak ini, tapi entah kenapa tak kunjung diperbaiki. Malah yang jauh-jauh diprioritaskan. Ibarat pepatah, kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan– ini yang tampaknya terjadi.
Jadi, bagi Anda yang ingin bernostalgia, merasakan bagaimana kondisi jalan-jalan di era 70-80-an, zamannya Orde Baru, jalan-jalanlah akhir pekan ini ke Tembung persisnya di jalan Medan-Batangkuis tak berapa jauh dari Simpang Jodoh Pasar 7. Lewati simpang Jalan Stasiun (Simpang Jodoh) dan Masjid Firdaus, nanti tak jauh dari situ akan bertemu dengan jalan yang berlubang dan tergenang air hujan hingga berhari hari ini.
Oya, jangan lupa habis dari situ sebelum balik ke Medan mampir sejenak dulu membeli rujak di Simpang Jodoh. Sudah buka sejak pagi hari. Anggaplah Anda sedang menikmati wisata alam di saat para pejabatnya mabuk pencitraan.
OM- diur