Balai Wartawan Polda Sumut Digusur, Alih Fungsi Bisnis Bhayangkari

Hukum231 Dilihat

MEDAN | okemedan
Balai Wartawan Polda Sumut yang diresmikan Komjen Pol Drs RZ Pancasila Putra Simanjuntak pada 21 Maret 2023, ketika masih menjabat Kapolda Sumut, kini beralih fungsi menjadi gerai waralaba Bhayangkari Polda Sumut.

Ruangan berukuran 7×8 meter yang memiliki fasilitas Air Conditioner (AC), WIFI dan meja bundar untuk wartawan serta meja konfrensi pers yang saban hari diduduki wartawan, kini tinggal kenangan.

Para wartawan yang disebut Komjen RZ Pancasila Putra Simanjuntak dalam 8 Commander Wish sebagai mitra strategis menjaga Kamtibmas di Sumut, memberikan perhatian penuh dengan membangun Balai Wartawan.

Namun, di kepemimpinan Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto, wartawan sepertinya tidak dibutuhkan lagi. Hal itu ditandai dengan menggusur Balai Wartawan yang sejatinya tempat para wartawan bekerja agar tertib dan tidak berkeliaran di Mapolda Sumut.

Balai Wartawan itu akan dijadikan tempat usaha bisnis Bhayangkari Polda Sumut. Barang-barang di dalam balai mulai dipindahkan pada Kamis 17 April 2025, yang konon katanya pindah ke lantai 2 Prana Kafe yang berada di samping gedung utama Mapolda Sumut.

Menanggapi penggusuran Balai Wartawan Polda Sumut oleh Kapoldasu Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Koordinator Wartawan Mitra Humas Polda Sumut, Jos Tambunan dari Harian Medan Pos menceritakan ikhwal berdirinya Balai Wartawan di Polda Sumut.

“Pak Panca prihatin melihat wartawan yang tidak ada tempat di Polda Sumut. Beliau sangat respek dengan wartawan. Selama bertugas sebagai Kapolres hingga direktur penyidikan KPK dan Kapolda Sulawesi Utara, beliau sangat dekat dengan wartawan hingga akhirnya menjadi Kapolda Sumut dan mendirikan Balai Wartawan,” kata wartawan senior tersebut.

Dengan kedekatannya kepada wartawan, beliau benar-benar melihat wartawan itu bisa diajak kerja sama sehingga dalam 1 dari 8 Commander Wish menyebutkan, “Jadikan Wartawan sebagai Mitra Strategis menjaga Kamtibmas di Sumatera Utara”.

Awalnya, kata Jos Tambunan, Panca hendak membuat Balai Wartawan di gedung samping masjid, namun pihak Dit Intelkam membutuhkan gedung itu sebagai pelayanan SKCK. Seorang PJU menyarankan agar Balai Wartawan dibuat di samping kantin Pujasera.

“Sebenarnya pak Panca waktu itu menginginkan Balai Wartawan itu dekat dengan gedung utama, bukan di belakang apalagi di luar dari Mapolda Sumut. Tapi, karena lokasinya tidak ada lagi sehingga jadilah dibangun Balai Wartawan,” jelasnya.

Jos tambunan yang telah puluhan tahun menjadi wartawan di Polda Sumut itu menilai penggusuran Balai Wartawan sebagai bentuk kurangnya harmonisasi pimpinan Polda Sumut dengan para awak media. Dikawatirkan lambat laun wartawan tidak diperbolehkan masuk ke balai di lantai 2 Prana Kafe karena melewati penjagaan pintu 3 keluar PJU.

Dia menilai, jika pimpinan Polda Sumut berupaya meningkatkan usaha bisnis Bhayangkari alangkah baiknya dibangun gedung baru di lahan kosong dekat parkiran, karena masih luas di Polda Sumut.

“Teman-temannya wartawan banyak yang bertanya apakah Kapolda Sumut Irjen Whisnu mau atau peduli dengan tugas-tugas wartawan. Mereka melihat dalam setiap kesempatan kurang respek, bahkan sepertinya bersikap pura-pura peduli,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Havez, wartawan Waspada Online, mengaku merasa kecewa. Dia menerangkan awalnya gedung Balai Wartawan dibangun Komjen Pol Panca Putra Simanjuntak yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumut diperuntukan mendukung kinerja wartawan di Mapolda Sumut.

“Tetapi ini anehnya, kok gedung yang sudah diresmikan buat kawan-kawan wartawan malah dipindahkan,” keluhnya.

Freddy Santoso, wartawan Tribun Medan juga merasa kecewa dengan pemindahan gedung Balai Wartawan. “Sudah nyaman kami bekerja di sini. Fasilitas yang disediakan pun lengkap. Namun, mengapa gedung buat wartawan ini malah dipindahkan,” cetusnya.

Dedi wartawan okemedan.com mengungkapkan, sangat tidak patut Balai Wartawan yang sudah bertahun-tahun menjadi tempat saling bertukar dan menggali informasi tentang kegiatan di Mapolda Sumut, kini malah diambilalih Bhayangkari.

Padahal, selama ini Balai Wartawan selalu digunakan teman-teman wartawan Unit Polda Sumut untuk sarana dan tempat menulis berita sebelum dikirim ke redaksi masing-masing kantor media.

“Kami sebagai wartawan yang saban hari meliput kegiatan Polda Sumut sangat kecewa dengan kebijakan pengambilalihan Balai Wartawan ini. Selama ini, Balai Wartawan peruntukannya jelas, tempat kami menulis berita dan konferensi pers, tapi sekarang mau diambilalih yang katanya untuk usaha bisnis Bhayangkari,” sesalnya.

Ferry Irawan, wartawan Kompas TV juga menyesalkan dan kecewa dengan pemindahan gedung Balai Wartawan di Polda Sumut.

“Apa urgensinya pemindahan gedung Balai Wartawan tersebut. Keberadaan balai ini sangat membantu kami dari media televisi dalam membuat berita mendukung kinerja Polda Sumut,” ujarnya.

Sementara, jurnalis Nusantaraterkini.co, Rozie beranggapan dengan digantikannya fungsi balai wartawan mengindikasikan peran kehumasan belum mendapatkan posisi yang strategis di Polda Sumut.

“Harusnya, di era digitalisasi seperti ini, kehumasan memiliki peran yang lebih krusial. Apalagi untuk menghalau informasi hoaks dengan mitra penyampaian informasinya adalah jurnalis,” katanya.

Sementara, Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani saat dikonfirmasi membenarkan pemindahan gedung Balai Wartawan ke lantai II Prana Kafe Polda Sumut.

“Pemindahan ini hanya sementara karena nantinya ada pembangunan di gedung Balai Wartawan. Saya pun kurang tahu bentuk pembangunannya karena ini instruksi pimpinan bang,” tandasnya.

OM-dedi