Deliserdang | okemedan
Warga Jalan Serasi gang Kelapa Dusun X Desa Medan Krio Kabupaten Deliserdang sejak Agustus 2024 lalu menderita lahir batin. Akibat saluran drainase tersumbat, kediaman mereka digenangi air. Tak hanya itu, beberapa warga juga terserang demam berdarah (DBD).
Limpahan air parit tersebut terjadi karena air tersumbat akibat tertimbun reruntuhan jembatan riol di depan rumah salah satu warga. Air parit yang tumpat dan menyerak ke rumah warga mulai dari gereja berkisar sepanjang 50 meter atau mengenai 5 rumah.
Selain menggenangi halaman warga, genangan air parit itu juga mengundang hewan berbisa seperti biawak dan ular. Salah seorang warga bernama Tetty mengakui ayam ternaknya 100 ekor sudah habis dimakan ular dan biawak sehingga kini kesulitan untuk mengembalikan modal pinjaman.
Kasus parit tumpat ini sudah dilaporkan kepada Kepala Desa Medan Krio Raja Chairul Azmi. Namun, sudah setengah tahun sampai berita ini diturunkan tidak juga ada tindakan dari Kades Medan Krio untuk memperbaikinya.
Keberatan wargapun sudah disampaikan melalui surat tertulis kepada Camat Medan Snggal pada 21 Januari 2025 hal keberatan penutupan parit oleh warga bernama Dena Sinuraya. Surat keberatan ditanda tangani 9 orang warga Gang Kelapa.

Hasil mediasi dari Kecamatan mengusulkan tiga hal: Pertama, pihak Dena yang membangun jembatan yang diruntuhkan warga bersedia dan kooperatif untuk dilakuan perbaikan permasalahan parit tersebut dan dibantu oleh semua warga Gang Kelapa secara swadaya.
Kedua, Perbaikan parit sifatnya swadaya didukung bantuan dari desa. Permintaan dari pihak Dena, parit bukan cuma dikorek tapi diperbaiki dengan baik, dibatu dan dicor agar jembatan tidak ambruk lagi.
Ketiga masalah fogging segera di Dusun 10 secara menyeluruh karena sudah banyak jatuh korban.
Namun, kegiatan gotong royong tidak terlaksana karena pihak warga Dusun X menganggap mediasi hanya sepihak sehingga mereka tidak bersedia menantangani kesepakatan. Sebaliknya pihak Dena pun keberatan karena warga Dusun X tidak mau menandatangani kesepakatan.
Hanya saja, Warga Gang Kelapa Dusun X merasa heran, mengapa Kepala Desa terkesan tutup mata, tidak kunjung menyelesaikan masalah parit ini yang notabene adalah untuk fasilitas umum dan untuk kepentingan umum, bukan milik pribadi. “Air tergenang berbulan-bulan,” ungkap warga.
Kepala Desa Chairul Azmi yang dikonfirmasi melaluisaluran teleponnya xxxxxxxx133 berdalih akan melakukan mediasi ulang, “Makanya kami akan atur ulang mediasi di lapangan,” sebutnya.
Warga juga mempertanyakan kemana dana desa selama ini. Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Chairul Azmi, ia tidak memberikan jawaban.
OM – nta