Israel Pastikan Pemimpin Hamas Tewas, Warga Gaza Sebut tak Akan Hentikan Perlawanan Palestina

OkeGlobal280 Dilihat

JALUR GAZA | okemedan.

Militer Israel pada Kamis (17/10) menceritakan bagaimana pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas dalam baku tembak setelah terdekteksi berpindah dari rumah ke rumah, dan putus asa saat berusaha menghindari pelacakan terhadapnya, di Gaza selatan.

Israel menyebut kematian Sinwar, yang berusia 61 tahun, sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai dengan serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023.

Militer Israel “mengonfirmasi bahwa setelah pengejaran selama setahun, Rabu, 16 Oktober 2024, tentara IDF (militer) dari Komando Selatan menewaskan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi  Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

“Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA, yang merupakan badan keamanan internal Shin Bet, selama tahun lalu, dan dalam beberapa pekan terakhir di lokasi di mana dia tewas, membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar karena dia diburu oleh pasukan dan berujung pada kematiannya,” tambah pernyataan itu.

“Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah tewas.”

Dalam pernyataan selanjutnya, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Sinwar, tewas setelah terlihat bersama dua pejuang lainnya di distrik Rafah, di wilayah tersebut.

Pasukan Israel terlibat dalam pertempuran dengan kelompok itu, memaksa Sinwar melarikan diri saat kelompok itu tercerai-berai setelah ditembaki.

“Sinwar melarikan diri sendirian ke salah satu gedung dan pasukan kami memindai area tersebut dengan drone, yang dapat Anda lihat dalam film ini, Yahya Sinwar terluka tangannya dalam penembakan itu, yang dapat dilihat di sini ditutupi wajahnya, dia melemparkan ranting ke drone itu,” kata Hagari.

Rekaman pesawat nirawak yang dirilis oleh militer menunjukkan Sinwar sendirian di sebuah apartemen yang diledakkan, dengan satu tangan terluka parah dan kepala ditutupi syal tradisional, melemparkan tongkat ke drone yang mendekat di saat-saat terakhirnya.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut kematian Sinwar hari yang baik bagi Israel, AS, dan dunia, tapi warga Gaza mengatakan hal itu tak akan menghentikan perlawanan rakyat Palestina.

Biden mengatakan, “dengan bantuan intelijen Amerika Serikat, pasukan pertahanan Israel tanpa henti memburu para pemimpin Hamas, mengusir mereka dari tempat persembunyian dan memaksa mereka melarikan diri.”

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, yang sedang mendampingi Biden dalam perjalanan menuju Jerman, hari Kamis, menyatakan, “Hilangnya (Sinwar) dari medan tempur memang memberikan kesempatan untuk menemukan jalan keluar yang dapat membawa pulang para sandera, mengakhiri perang, dan membawa kita ke skenario pascaperang. Tentu masih ada aktor Hamas lain yang perlu diadili, dan ada sandera, termasuk warga Amerika, yang masih ditawan oleh teroris, kita harus menghadapi semua itu, tetapi kami yakin ada peluang baru yang ingin kami manfaatkan.”

Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari Hamas, tapi sejumlah sumber di dalam kelompok tersebut mengatakan bahwa sejumlah indikasi menunjukkan bahwa Sinwar telah tewas dalam operasi militer Israel di daerah Tal El Sultan, di Gaza selatan.

Al-Majd, situs web yang terkait dengan Hamas, yang biasanya menerbitkan isu-isu keamanan, mendesak warga Palestina untuk menunggu informasi tentang Sinwar dari kelompok itu sendiri, bukan dari media Israel, yang menurutnya bertujuan untuk menghancurkan semangat mereka.

Para pengungsi Gaza di Khan Younis menilai kematian Sinwar tidak akan menghasilkan gencatan senjata.

Thabet Amour mengatakan, “Mungkin ini memang akan meningkatkan pengaruh politik Netanyahu, tapi ini tidak akan menghentikan rakyat Palestina untuk melanjutkan perlawanan mereka sampai hak mereka untuk menentukan nasib sendiri (terwujud).”

“Saya rasa ini tidak akan memengaruhi gencatan senjata, dan itu terbukti, karena (pemimpin Hizbullah) Hassan Nasrallah saja tewas dibunuh pada awal perang di Lebanon, tapi (sampai sekarang) perang di Lebanon masih berlangsung,” jelasnya.

Sementara di Ashdod, Israel, warga terdengar bersorak-sorai dan bertepuk tangan setelah militer Israel mengonfirmasi kabar kematian Sinwar. Hal itu terekam dalam video amatir yang telah dikonfirmasi kebenarannya oleh kantor berita Reuter.

Orang tua Omer Neutra, warga Israel-Amerika yang masih ditawan Hamas di Gaza, pada Kamis meminta pemerintah Israel untuk melakukan segalanya yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan pembebasan para sandera, usai kematian Sinwar.

Orna Neutra, ibu sandera, mengatakan, “Ini adalah perkembangan yang kritis dan cepat berubah karena berkaitan dengan para sandera. Nyawa mereka kini dalam bahaya yang lebih besar dari sebelumnya. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel dan AS untuk bertindak cepat dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan dengan para penculik.”

Sebelumnya, militer Israel membenarkan kabar kematian Sinwar melalui unggahan di platform X.

Kepolisian Israel memeriksa bukti gigi dan DNA untuk menentukan apakah Sinwar, target utama Israel, telah terbunuh.

VOA