oleh: Diurnanta Qelanaputra
Sekitar dua bulan lagi negara awak dipimpin presiden baru, menteri-menteripun baru. Maybe juga sebagian ada muka lama Kak`e: yang menyenangkan atau sebaliknya memuakkan dan lebih parah lagi menjijikkan. Pulak banyak kombur alias omdonya, baya.
Nah, kalok boleh, khusus untuk menteri pendidikan dan kebudayaan yang baru nanti awak kasi masukan, tambahkanlah mata pelajaran Malulogi untuk murid-murid di SD, pelajar SMP, siswa SMA sampai mahasiswa: S1, S2, S3, dan S berikutnya kalok ada. Percuma makan siang gratis kalok gak ada malu, gak punya adab.
Mapel Malulogi atau pelajaran Ilmu Malu terserah berdiri sendiri atau masuk dalam mapel Akhlak Budi Pekerti. Intinya supaya anak-anak Indonesia ini sejak dini diajari dan ditanamkan rasa malu.
Pulaknya, Kak`e pikirlah, semakin kemari semakin awak tengok banyak orang dah gak punya malu. Cuma punya kemaluan. Dari rakyat biasa, selebriti, politikus sampe pejabat tinggi negara. Dulu awak pikir orang yang pendidikan rendah aja yang kurang adat dan adabnya, ehh ternyata yang tinggi pun mau kenak jugak.
Rakyat biasa mempertontonkan ketidakmaluannya di tempat umum dan disebar di sosmed. Gak lakik gak perempuan. Seleb juga. Gegara mo viral dan banyak follower, semua dihalalkan, padahal gak pantas diliat umum.
Politikus pun gitu sebagian besar, Kak`e. Pagi tempe sore tahu. Dulu di seberang, sekarang merapat sama kekuasaan. Jenggot aja yang dipanjangi, rupanya gak istiqomah. Dulu sok paten, hari ini cemen. Kawan seperjuangan ditinggal sendirian. Keras-keras kerak, kenak siram air panas beleak. Ujung-ujungnya kepingin jugak Uwak dapat jatah.
Takut awak nanti orang tu cuma kenak ansor : angin sorga berujung amsyong. Logika aja, Kak`e… masa segampang itu langsung dapat porsi yang sama dengan partai lain yang dah berjuang sejak awal. Ough..nehi nehi…tak semudah itu Ferfuzo.. Ente baru kemaren geser kemari mau dapat posisi yang sama pulak, anataqyaqqinn…
Mungkin ini yang dibilang dalam peribahasa guru kencing berdiri murid kencing berlari. Acemana yang di bawah gak putus urat malu, pulaknya yang duduk di atas lebih parah lagi, bukan cuma urat malu yang putus, dari ujung kaki ke kepala semua jaringan malu dah putus.
Kalok di Jepang pejabat gagal merasa malu maka pilih mundur lantas bundir ( in bahasa bunuh diri) cucuk samurai, di negeri awak malah bertahan, purak purak pekak.
Kalau di China, koruptor ketahuan dihukum mati, di negeri awak koruptor dihukum ringan, sering pulak dapat remisi.
Kalok di jepang, China, Korea koruptor ditangkap tertunduk gak sanggup ngangkat mukak, eee.. di negeri awak koruptor waktu ketangkap dan dibawa ke KPK atau Kejaksaan malah tebar pesona -senyum senyum dan dadah dadah kayak artis lalap diteriaki fans. Selesai menjalani hukuman, begitu bebas ikut maju nyaleg pulak kawan atau malah dikasi jabatan.
Oalah.. agak laen memang…**