PANYABUNGAN I okemedan. PT SMGP, perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengadakan program pelatihan penguatan kelompok tani di desa-desa wilayah kerja perusahaan (WKP)
Kegiatan ini dimulai pada tanggal 28 Mei kemarin dan akan terus berlanjut hingga bulan Juni 2024. Peserta kegiatan ini adalah pengurus kelompok tani, anggota kelompok, perwakilan perangkat desa dan BPD, juga turut dihadiri Camat Puncak Sorik Marapi, Yanjahuddin, S.Sos MM.
Pelatihan sudah mulai dilaksanakan di tiga desa. Pertama di Desa Purba Baru Kecamatan Lembah Sorik Marapi dengan peserta tiga kelompok yaitu kelompok Aek Putra Singolot, kelompok Tunas Harapan, dan kelompok Purba Baru Jaya.
Kedua, di desa Huta Lombang Kecamatan Puncak Sorik Marapi, terdiri dari dua kelompok yaitu KUB Aroma dan kelompok Bonca Jaya. Dan yang ketiga di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi terdiri dua kelompok, yaitu kelompok Dolok Martimbus dan Kelompok Bahagia. Sedangkan dari PT SMGP hadir dalam kegiatan Pelatihan Penguatan Kelompok Tani yakni Ngalim selaku narasumber pelatihan beserta Ghina Putri Nabilah, Muhammad Yaqub, Bahrein selaku tim Community Development (CDCR)
Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Ali Sahid kepada wartawan, Minggu (2/6/2024) mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat di wilayah kerjanya, dengan harapan kehadiran SMGP dapat tumbuh berkembang bersama masyarakat secara sustainability, berkelanjutan. Ali Sahid berharap masyarakat serius mengikuti materi maupun praktek selama kegiatan berlangsung.
Koordinator tim Community Development, Ngalim mengatakan, kegiatan pelatihan penguatan kelompok tani ini bertujuan agar kelompok tani bisa berfungsi dan mandiri. Atas dasar tujuan tersebut PT. SMGP memberikan penguatan anggota kelompok mengenai tujuan berkelompok, manfaat berkelompok, prinsip dasar kelompok produktif, Kerjasama dalam kelompok dan pemantapan kebersamaan kelompok, agar kegiatan yang sudah dilakukan dapat berjalan sesuai rencana.
Selain itu, juga untuk membangun kerjasama dan pemantapan kebersamaan anggota kelmpok tani.
Materi pada pelatihan ini meliputi membangun kelembagaan petani, 10 prinsip dasar kelompok produktif, Kerjasama kelompok dan pemantapan kebersamaan. Semua materi pelatihan diberikan dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Orang Dewasa (POD).
“Hal ini bertujuan agar peserta pelatihan bisa merasa nyaman, mudah memahami dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Metode dan media yang digunakan dalam pelatihan juga mengacu ke POD. Metode yang digunakan antara lain dengan cara diskusi, simulasi dan sumbang saran. Sedangkan media yang digunakan antara lain pipet untuk membuat menara kebersamaan, Bujur sangkar berantakan (Broken Square) untuk memahami pentingnya kerjasama dalam tim, Karton Prinsip Dasar Kelompok Produktif da simulasi permainan Kartu A/B untuk materi Pemantapan Kebersamaan. Semua ini dilakukan agar peserta mudah memahami materi, dengan ingat permainan maka peserta akan ingat akan makna dalam kehidupan berkelompok,” jelas Ngalim.
Ia menjelaskan, Pelatihan penguatan kelompok tani ini ditargetkan untuk 30 kelompok binaan terdiri dari 11 desa dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Lembah Sorik Marapi (Desa Purba lamo, Desa Purba Baru), Kecamatan Puncak Sorik Marapi (Huta Lombang, Hutanamale, Sibanggor Jae, Sibanggor Tonga, Sibanggor Julu, Purba Julu), Kecamatan Panyabungan Selatan (Desa Huta Julu, Huta Raja) Kabupaten Mandailing Natal, propinsi Sumatera Utara.
“Alhamdulillah sampai akhir bulan Mei sudah terlaksana di 3 desa yaitu Purba Baru, Huta Lombang dan Hutanamale yang terdiri dari 7 kelompok tani. Sedangkan sisanya akan terus dijalankan pada bulan Juni ini. Untuk itu, kami atas nama Tim Community Development mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dari semua pihak, sehingga terlaksananya pelatihan penguatan kelompok tani binaan ini,” jelasnya.
Di sisi lain, Ngalim menjelaskan alasan PT SMGP serius melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan penguatan kelompok tani sekitar WKP. Alasan pertama adalah kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut pendampingan kelompok program binaan yang sudah terbentuk pada tahun 2023, Hal ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang ada di desa-desa sekitar WKP belum bisa berfungsi dan mandiri.
Kedua, secara umum anggota kelompok belum memahami, mengerti tujuan dan manfaat berkelompok sehingga meskipun berkelompok, kegiatannya hanya dijalankan oleh beberapa anggota saja yang pada akhirnya kuantitas, kualitas dan kontiniyuitas produk tidak tercapai.
Ketiga, adanya sumber daya manusia yang cukup memadai dan potensi sumber daya alam yang cukup banyak tetapi belum bisa terkelola dan termanfaatkan dengan baik oleh kelompok tani khususnya, dan masyarakat secara umumnya.
“Oleh karena itu, PT SMGP hadir melalui program Community Development sebagai bukti nyata komitmen membantu peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar WKP agar petani bisa berdikari, salah satunya penguatan kelembagaan petani (kelompok tani) sebagai wadah atau kendaraan petani bisa berfungsi dan mandiri. Program pelatihan penguatan kelembagaan petani yang dilaksanakan oleh tim Community Development ini mengacu pada road-map yang sudah disusun dalam jangka waktu lima tahun ke depan,” ungkapnya.
Abdurrouf, peserta pelatihan mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan pembinaan yang diberikan PT SMGP.
“Pelatihan ini menambah pengetahuan dan wawasan kami. Masyarakat senang atas kehadiran PT SMGP yang telah banyak memberikan bantuan materil maupun moril agar ekonomi masyarakat bisa tumbuh,” katanya.
Ditambahkan Muhammad Akhsan, selaku masyarakat mereka berharap PT SMGP melanjutkan program-program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di wilayah pedesaan sekitar perusahaan.
“Kami berharap program-program pemberdayaan masyarakat dapat bertambah dan berkelanjutan, sehingga masyarakat semakin sejahtera,” ujar Akhsan.
OMD – zamharir