MEDAN I okemedan. Warga Jalan Garu VI, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas mengeluhkan drainase dan banjir.
Keluhan itu diutarakan Kesi kepada Dedy Aksyari Nasution ST saat melaksanakan. Reses Masa Sidang III Tahun ke Empat Tahun Anggaran 2023, di Jalan Garu VI, Gang Kutilang, Minggu (10/12/2023).
Hadir yang mewakili Dinas Perhubungan, R Saragih, Kepala Lingkungan 9 Kelurahan Harjosari I, Hasan, tokoh masyarakat dan ratusan masyarakat.
“Parit yang dibelakang gang kami tak menampung air lagi. Kalau hujan berhenti, airnya langsung naik,” kata ibu rumah tangga warga Jalan Garu VI, Gang Rajawali.
Lain halnya Edi. Warga Gang Garuda ini berharap kepada Dedy Aksyari Nasution menindaklanjuti kepada Pemko Medan atas kondisi banjir yang terjadi di lingkungannya.
Menurutnya, banjir terjadi di Garu VI akibat buangan air hujan dari Jalan Bajak 3 dan Bajak 4.
“Debit airnya sangat besar, buangnya ke Jalan Garu VI. Kalau bisa sistem drainase dibuat ke kanal atau sungai Amplas, insha Alloh tidak banjir lagi,” harapnya.
Sementara itu Sarah, warga Hang Seriti/tower, mengucapkan terima kasih kepada Dedy Aksyari Nasution yang turun langsung dan menindaklanjuti keluhan warga terhadap kondisi drainase yang telah diperbaiki sehingga tidak terjadi banjir.
Sarah juga menyebutkan, Dedy Aksyari Nasution juga telah mengatasi persoalan tower yang diprotes warga.
“Setelah drainase diperbaiki, Alhamdulillah air tidak masuk lagi. Tapi awal Desember lalu ada hujan deras, air hanya sedikit menggenang dan tidak masuk lagi ke rumah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pak Dedy yang telah mengatasi persoalan tower dikeluhkan masyarakat,” tuturnya.

Keluhan lain juga diutarakan Sudarman. Dia meminta agar drainase di Gang Cenderawasih diberikan penutupnya, karena warga kerap membuang sampah sembarangan.
Menanggapi hal itu, Dedy Aksyari Nasution mengatakan persoalan banjir tidak terlepas dari kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan terutama tidak membuang sampah sembarangan.
Bahkan, katanya, saat dilakukan pengorekan dan perbaikan drainase hampir 70% dari pengorekan sedimentasi terdapat sampah.
“Kita sampaikan juga supaya nanti ke Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Medan, supaya melakukan pengorekan dan perbaikan drainase. Tapi saya sampaikan juga bahwa saat dilakukan perbaikan drainase, banyak kali ditemukan sampah. Artinya tidak selalu banjir akibat drainase tidak berfungsi, namun penyebabnya sampah yang menyumbat saluran air,” sebut politisi Partai Gerindra Kota Medan yang kembali maju sebagai Caleg DPRD Medan Dapil IV meliputi Medan Amplas, Medan Denai, Medan Area dan Medan Kota ini.
Mengenai sistem drainase dari Jalan Bajak 3 dan 4 dialihkan ke kanal agar debit air hujan tidak tumpah ke Jalan Garu VI sehingga mengakibatkan banjir, Dedy mengatakan, seharusnya hal itu telah diprogramkan tahun ini, karena sudah masuk dalam rencana pembangunan untuk mengatasi banjir.
“Nanti saya cek kembali, karena hal itu telah saya sampaikan ke dinas terkait untuk ditindaklanjuti agar air hujan bisa dibuang langsung ke kanal. Mudah-mudahan saja nanti tahun 2024 nah itu bisa dilaksanakan untuk mengantisipasi banjir di sini,” ujarnya.
Sedangkan persoalan tutup saluran drainase tidak dibuat seperti di jalan umum, Dedy mengatakan pembangunan drainase sebelumnya sudah memiliki perencanaan atau kajian, sehingga drainase di jalan protokol dengan lingkungan berbeda.
“Justru sebaliknya, kalau di lingkungan diberikan penutup, maka masyarakat leluasa membuang sampah sembarangan. Makanya dibuat terbuka agar ada kerja sama masyarakat dan pemerintah untuk bergotong royong membersihkan parit,” kata Dedy, anggota Komisi IV DPRD Medan ini.
Menanggapi apa yang disampaikan Sarah, Dedy Aksyari menyebutkan, bahwa tahun 2020, warga telah menyampaikan keluhan tersebut sehingga tepat bulan Desember pada tahun 2022, persoalan banjir itu bisa teratasi.
“Alhamdulillah sampai sekarang di tempat ibu tidak ada banjir lagi hanya genangan yang tidak masuk ke rumah. Ini berkat kolaborasi kita dengan Pemko Medan,” sebut Dedy yang kerap mendatangi masyarakat tanpa memandang tempat jika ada menyampaikan keluhan kepadanya baik terkait banjir, infrastruktur maupun lainnya.
Untuk itu, lanjutnya, berbicara penanganan banjir juga tidak terlepas dari persoalan sampah yang penanganannya tidak akan tuntas karena seluruh pihak memiliki alasan masing-masing untuk mengatasinya.
“Saya berharap tetaplah menjaga kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan. Bayangkan ketika dilakukan pengorekan sendimentasi seperti terjadi pada parit sulang saling beberapa waktu lalu, tempat tidur dan kursi dibuang begitu saja. Belum lagi sampah plastik sangat sulit terurai,” ujarnya.
Dedy Aksyari Nasution juga mengajak masyarakat untuk berkolaborasi menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, tidak semua program bisa dituntaskan dan dijalankan karena keterbatasan anggaran, sehingga membutuhkan kepedulian bersama menjaga Kota Medan dari persoalan banjir, sampah dan lainnya.
“Pemko Medan sudah maksimal melakukan pembangunan dan memperbaiki sistem drainase. Kita tidak peduli dan tetap buang sampah. Harusnya kita juga bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” harapnya.
Pada kesempatan itu sejumlah masyarakat juga menyampaikan keluhan kepada Dedy Aksyari Nasution tentang lampu penerangan jalan, Adminduk dan BPJS. “Saya juga berharap, jika ada keluhan masyarakat yang mau disampaikan, saya siap membantu. Boleh juga datang ke Rumah Aspirasi kami di jalan kemiri 2 Simpang Limun Medan. Ini sebagai bentuk rasa tanggung jawab saya sebagai anggota DPRD,” ujarnya.
OM-zan