Perayaan Deepavali 2023 Festival cahaya dan kebersamaan

OkeGlobal159 Dilihat

LILIN bersinar tanpa memilih siapa tersinari, tak peduli lingkungan tempat tentang hebat dan suasana, tak lagi berbicara tentang diri sendiri. Ia hanya memberikan manfaat cahaya. Begitulah penerang, tak berisik tentang aku, tetapi sebagai ajakan “kemarilah kamu, agar tak gelap lagi langkahmu”.

Perayaan Deepavali atau Diwali adalah salah satu bentuk perayaan tertua di dunia, sudah berlangsung sejak ratusan ribu tahun, zaman Tretayuga, jatuh pada hari ke-15 bulan Kartik dari perhitungan kalender Hindu. Tahun ini dirayakan pada tanggal 12 Nopember 2023.

Pembagian siklus waktu berdasar empat Yuga dipercaya memiliki pengaruh pada karakteristik kehidupan manusia yg hidup pada era tersebut khususnya aspek moralitas, spiritual, pengetahuan dan kondisi alam. Era Tretayuga sendiri diperkirakan berlangsung 864,000 tahun lalu.

Meskipun festival ini dari kepercayaan Hindu, semangat tentang perayaan kemenangan cahaya atas kegelapan adalah sesuatu yang disambut oleh banyak budaya dan agama lain. Ia telah menjadi warisan budaya yang kuat. Bentuk perayaan bisa berbeda di berbagai wilayah dan berbagai komunitas tapi intinya adalah perayaan kebaikan atas kejahatan, pencahayaan atas kegelapan dan kegembiraan. Dirayakan dari generasi ke generasi.

Bermula dari perayaan kemenangan Sri Rama atas Rahwana, yang menjadi simbol kemenangan dharma atas adharma, mewakili kemenangan kebajikan atas kejahatan, kembalinya Sri Rama dan Dewi Shinta beserta adiknya Laksmana ke kerajaan Ayodya setelah menjalani masa pengasingan selama 14 tahun.

Cahaya bukan hanya penunjuk jalan, tetapi juga seorang penjelajah yang tak pernah berhenti menemukan keajaiban dalam setiap sudut kegelapan seperti kisah epik ksatria cahaya Sri Rama yang tak kenal kata menyerah dalam mencari dan menemukan istrinya, Shinta saat diculik oleh manusia sakti yang bengis dan serakah Rahwana dan mengalahkannya dengan bantuan pasukan Hanuman.

Sukacita rakyat Ayodya dengan menyalahkan dipa dan lampu penerang di malam gulita. Ada nyanyian, saat malam penuh kegelapan, jadilah dipa yang menebarkan cahaya hingga fajar menyingsing. Jangan takut gelap, karena hati mampu berikan cahaya petunjuk kemana kaki melangkah ke depan.

Suatu hari, Gelap yang merenung, bertanya pada Cahaya, “Kenapa aku selalu berada dalam keheningan dan kesendirian? Mengapa aku tidak pernah merasakan kecerahan yang kau miliki?”

Cahaya dengan kebaikan menjawab, “Kita berdua adalah bagian dari keseluruhan yang sama. Tanpa kehadiranmu, aku tidak akan begitu bersinar. Kehadiranmu membuat perbedaan dalam cara aku dianggap dan diartikan. Keberadaanmu memberi kontras pada keindahanku.”

Semoga cahaya yang menerangi perayaan ini membawa kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan ke dalam hidup kita semua. Kita lagi sangat membutuhkan hal ini.

Selamat menyalakan lampu dengan penuh sukacita dan kebersamaan. Melangkahlah menuju cahaya, maka gelap pun akan tertinggal di belakang. Bagaimana pun, hidup harus terang.

Kishan Raj
DPP Prajaniti Hindu Indonesia

Tinggalkan Balasan