Wakil Ketua DRIn Sumut: Media Berperan Publikasikan Hasil Kebijakan dan Inovasi

MEDAN | okemedan. Meski masih berusia 10 bulan pasca berubah nama dari Dewan Riset Daerah (DRD) Sumut, Dewan Riset dan Inovatif (DRIn) Sumut terus berkiprah memberikan hasil kebijakan yang telah diinovasi.

Namun, untuk menyosialisasikan apa yang dihasilkan, DRIn juga membutuhkan peran serta media massa serta media sosial.

“Ini belum terlambat dan saya pikir awal yang positif agar kebedaraan DRIn bisa diketahui masyarakat luas khususnya di Sumatera Utara,” jelas Wakil Ketua DRIN Sumut, Ir Tohar Suhartono, IP, MT, ACPE kepada wartawan, Jumat (26/11/2021) di ruang kerjanya.

Tohar menambahkan, media mampu menyampaikan kepada masyarakat kinerja yang dicapai serta mempopulerkannya.

Dia menyebutkan, ada 6 bidang pembahasan di DRIn seperti kesehatan, ekonomi, energi, pariwisata, pertanian dan infrastruktur yang disajikan secara berkala oleh masing-masing kordinatornya.

“Tentu apa yang di bahas akan menghasilkan pokok pikiran untuk pembangunan Sumatera Utara. Ini akan kita sampaikan kepada Gubernur sebagai penentu kebijakan,” katanya.

Tohar menambahkan, DRIn itu berfungsi untuk mengumpulkan semua riset-riset yang ada di Sumut untuk diinovasikan dan disesuaikan dengan keadaan pemerintah dan segala yang terkait di Pemprovsu. Segala yang dihasilkan harus memiliki inovatif.

“Contohnya seperti energi dan kita terus menekankan power brand kepada batubara, sementara sekarang sudah ada peraturan renouble energi, jadi inovasinya di renouble itu, dan itulah yang sedang kita godok terus untuk memberikan masukan kepada Gubernur Sumatera Utara, untuk disampaikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Begitu juga dengan kebijakan lainnya seperti menghadirkan investasi yang harus mengedepankan domestik resosis.

“Domestik resosis itu adalah apakah cocok seperti di Langkat itu dibangun PLTA. Sementara air terjun tidak ada disana. Apakah di Berastagi dibuat bahan bakar biomassa, sementara disana ada Geotermal,” katanya

Sebaliknya seperti di Tebingtinggi banyak gilingan papan karena banyak perkebunan dan pohon kayu yang bisa kayu-kayunya bisa dimanfaatkan untuk energi.

Selanjutnya di Binjai banyak ternak dan kotorannya dan bisa dibuat menjadi biomassa dan disesuaikan.

“Ini yang perlu kajian-kajian yang perlu diinovasi. Itu yang disesuaikan keadaan daerahnya. Mana mungkin di Nias dibangun tambang batubara sementara disana tidak ada batubara,” jelas Tohar.

OM-zan

Tinggalkan Balasan