PANYABUNGAN I okemedan. Plt Kepala Dinas Pendidikan Mandailing Natal (Madina), Arbiuddin Harahap diam-diam mendatangi sekolah SD 061 Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kamis (25/11/2021).
Kedatangan orang nomor 1 di Dinas Pendidikan ke sekolah tersebut ternyata ingin memberikan apresiasi kepada guru honorer bernama Sri Purnama yang telah membantu membelikan baju seragam sekolah kepada anak didiknya yang kurang mampu yang hampir putus sekolah.
“Kedatangan saya kesini untuk memberikan apresiasi kepada guru honorer TKS di sekolah ini, karena telah membantu seorang anak didiknya yang kurang mampu dengan membelikan baju seragam sekolah dengan iklas atau sukarela,” ucap Arbi kepada wartawan.
Arbi mengaku sikap mulai dari guru honorer ini diketahuinya dari media online, dan momen hari guru, dia langsung mencari tau dan mendatangi sekolahnya.
Arbi berharap semua guru-guru bisa mencontoh sikap mulai ibu guru honorer ini.
“Sekali lagi saya sampaikan mengapresiasi sikap guru ini, saya berharap semua guru-guru yang ada di Mandailing Natal ini berbaik hati, meringankan tangan untuk murid-murid yang kurang mampu. Saya berharap tidak ada lagi anak didik kita yang putus sekolah gara-gara tidak ada seragam sekolah,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arbi mengucapkan terimakasih kepada guru yang telah ikhlas membantu muridnya tersebut.
“Sejak saya jadi kepala Dinas Pendidikan, baru saya tau berita ini di hari guru ini, karena ini momen hari guru, saya ucapkan terimakasih kepada mereka yang masih peduli dan bentuk anak-anak didik kita yang kurang mampu,” ucapnya.
Pantuan wartawan, tiba di SD 061 Panyabungan Utara, Kadis Pendidikan langsung menjumpai guru honorer tersebut dan anak yang dibantu itu. Kedatangan kadis sempat membuat haru guru-guru di sekolah itu. Dan Kadis juga berjanji akan menanggung biaya sekolah anak itu.
Sementara Sri Purnama, Guru Honorer yang membantu anak didiknya tersebut mengaku tidak mau anak didiknya tidak sekolah karena tidak memiliki seragam sekolah. Apalagi anak tersebut hanya tinggal dengan neneknya dan ayahnya baru meninggal.
“Dari kelas 4 anak kita bernama Raju Alinurdin ini memang tidak mau sekolah, karena tidak sekolah kita bersama wali kelas sering mendatang rumah anak kita ini, jadi saat itu neneknya mengatakan bahwa cucunya sebenarnya mau sekolah tetapi karena tidak ada seragam sekolah dia tidak mau. Mendengar itu kita terus berupaya membujuk agar mau di sekolah,” ungkapnya.
“Saat itu saya sampaikan kepada anak itu, kalau benar-benar mau sekolah datanglah ke sekolah. Setelah itu anak kita ini datang pada hari senin kamarin, ternyata dia berani keluar kelas karena malu tidak punya seragam.
“Melihat anak kita yang datang dengan baju biasa dan yang lusuh tidak seperti kawan-kawannya, disitu hati saya merasa iba, spontan saya langsung mengajak anak didik kita ini membeli baju seragam ke pasar lama,” ungkapnya.
OMD – zamharir