MEDAN | okemedan. Di tengah tingginya kasus COVID-19, menjaga daya tahan tubuh menjadi amat krusial untuk melindungi diri dari risiko terpapar virus Corona. Salah satunya, dengan membiasakan diri berjemur pagi hari.
Kapan waktu terbaik untuk berjemur agar tubuh lebih sehat dan kuat?
Untuk diketahui, saat terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari, tubuh secara alami memproduksi vitamin D. Nah, vitamin inilah yang berfungsi mencegah peradangan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun perlu diketahui, intensitas paparan matahari pagi tak terlepas dari faktor cuaca. Maka itu untuk mendapatkan manfaat optimal dari berjemur pagi hari, faktor ini harus diperhitungkan. Sebab semakin rendah intensitas matahari, misalnya saat cuaca mendung, paparan ultraviolet (UVB) semakin rendah, sehingga butuh durasi lebih lama untuk berjemur.
Sebaliknya, ketika cuaca sedang sangat panas, paparan ultraviolet akan semakin tinggi sehingga berisiko menimbulkan kulit terbakar. Pada kondisi ini, berjemur dengan durasi lama terlebih tanpa proteksi sunblock tidak dianjurkan lantaran bisa menimbulkan kerusakan kulit hingga kanker kulit dalam jangka waktu lama.
Ahli gizi komunitas dr Tan Shot Yen dalam sebuah wawancara mengatakan jam 10 pagi adalah waktu terbaik untuk berjemur karena sudah ada sinar ultraviolet B.
“Yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B. Ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek. Itu sebabnya, kita harus tunggu sedikit mataharinya naik. Jadi, untungnya kita di khatulistiwa, jam 10 sudah ada. Itu adalah alasan kita jemurnya jam 10.00,” katanya.
lmuwan yang pernah meneliti vitamin D, Prof dr Siti Setiati, SpPD, KGER, MEpid, juga sependapat bahwa berjemur lebih efektif jika dilakukan tidak terlalu pagi. Lebih tepatnya, di atas jam 9 pagi.
“Iya, di atas jam 9, hasil penelitian saya tahun 2003. Mungkin perlu diteliti lagi karena sudah lama,” kata Prof Siti saat dikonfirmasi.
OM/nta/detikhealth