PANYABUNGAN I okemedan. Aparat desa Hutan Bangun Jae Madina membanting kursi ketika Jaring Mahasiswa LIRA (Jaring Mahali) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengadakan audiensi, Jumat (2/7/2021).
Perlakuan tak pantas itu, sebut Ketua Jaring Mahali Kabupaten Madina, Rivaldi Alamsyah Nasution ketika ditanya tentang pengelolaan dana desa sehingga audensi mereka berujung ricuh. Salah satu Kaur pemerintahan desa berinisial AA membanting kursi plastik hingga hancur dihadapan mereka.
“Tujuan kami ingin mengetahui perjalanan pengelolaan Dana Desa termasuk pengadaan lampu jalan yang belakangan ini menjadi perbincangan warga. Kami datang baik-baik, tidak berlangsung lama, aparat desa marah dan langsung banting kurs,” kata Rivaldi kepada wartawan, Senin (5/7/2021).
Rivaldi menjelaskan sebagai putra asli Desa Huta Bangun Jae, ia tidak menerima perlakuan aparat desa itu.
“Kami sebagai pemuda setempat merasa keberatan atas titipan pembangunan di Desa kami. Masih banyak yang masyarakat bisa lakukan, kami tidak mau oknum lain mengambil untung atas Dana Desa kami,” tambahnya.
Sementara Ketua Karang Taruna Desa Huta Bangun Jae, Amarullah Nasution mengungkapkan anggaran pengadaan lampu jalan tersebut besar kemungkinan ada penggelembungan anggaran Belanja Desa tahun 2021.
“Satu lampu jalan saja anggarannya Rp 19 juta, kenapa sampai sebesar itu. Kami menduga ada unsur korupsi dalam pengelolaan Dana Desa. Dan ini yang ditanyakan ke aparat desa, ternyata tindakan premanisme mereka pertontonkan,” ungkap Amarullah.
Lebih jelas, Amarullah mengatakan audensi mereka tersebut membahas beberapa poin, namun fokusnya terhadap pengadaan lampu jalan dan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“BLT juga kami konfirmasi, ada laporan dari masyarakat bahwasanya 4 orang tidak mendapat bagian pada tahap pertama bulan Juni 2021. Sebagai pemuda setempat aspirasi rakyat akan kami pertanggungjawabkan hingga tuntas,” tegasnya lagi.
Secara terpisah, Kepala Desa Huta Bangun Jae, Subur Batubara ST membenarkan keributan di kantor kepala desa tersebut. Ia menerangkan bahwa keributan terjadi karena Jaring Mahali tetap ngotot mempertanyakan padahal pihaknya sudah menjelaskan perjalan pengadaan lampu desa itu.
“Ribut kecil saja, karena mereka tetap ngotot menanyakan soal lampu jalan, padahal kami sudah jelaskan,” kata Kades. Ia menyebut pengadaan lampu jalan merupakan titipan pemerintah kecamatan Bukit Malintang.
OMD-zamharir