MEDAN I okemedan. Di era revolusi industri saat ini, mahasiswa dituntut harus inovatif dan kreatif.
“Hari ini saya menjelaskan kepada mahasiswa kalau di revolusi industri ini yang mampu bertahan itu adalah yang inovatif dan kreatif,” ujar Dr Chandra Situmeang SE MSM MPd Ak CA CPA kepada wartawan seusai menjadi narasumber pada Serial Kuliah Umum Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mahkota Tricom Unggul (MTU), di Aula kampus perguruan tinggi itu, Jalan Pematang Pasir Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Jumat (25/6/2021) sore.
Hadir dalam serial kuliah umum bertajuk “Tantangan Bisnis Dalam Era Revolusi Industri” itu, Ketua STIE MTU Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD diwakili Wakil Ketua Manda Dwipayani Bhastary SS MSi, para ketua jurusan, Kepala Bidang (Kabid) dan mahasiswa STIE MTU. Serial kuliah umum dipandu dosen STIE MTU Roni Juliansyah, SPdI, MPd. Kuliah umum berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat.
Chandra menjelaskan, tanpa inovasi dan kreativitas, tidak akan bisa bersaing dan akan kalah di era revolusi industri saat ini.
“Dan mahasiswa ataupun proses pendidikan, sebelumnya harus mempersiapkan hal-hal yang membuat dia punya daya saing,” kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) ini.
Dalam revolusi industri, kata peraih doktor Universitas Indonesia (UI) ini, membuat lingkungan itu sangat dinamis sehingga mau tidak mau harus siap melakukan perubahan. “Apalagi masa pandemi ini, mahasiswa tidak perlu ke kampus sehingga banyak waktu dan ruang untuk berinovasi dan berkreasi,” ujarnya.
Banyak waktu yang bisa digunakan untuk belajar secara mandiri baik dari internet maupun dari sumber lainnya.
“Semuanya bisa online. Tinggal bagaimana kita menyikapi waktu yang tersedia. Pandemi mungkin menghalangi kita tidak bisa bertemu muka yang membuat proses pembelajaran dengan dosen relatif terbatas, tapi di bagian lain kita justru punya waktu yang lebih banyak untuk belajar secara mandiri,” jelas Sekretaris Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Sumatera Utata ini.
Disinggung bisnis apa yang cocok di masa pandemi, Chandra mengatakan semua bisnis masih bisa dijalani seperti jual pakaian, ritel, kafe atau jasa.
“Tinggal cara kita memasarkan dan menyentuh pelanggan dengan inovasi dan kreasi yang kita buat. Caranya yang membedakan antara bisnis yang satu dengan yang lain. Teman saya sekarang ada yang membuka bisnis jual hasil, dari laut diatur pengirimannya langsung ke rumah-rumah, dan sukses. Jadi kreativitas yang membedakan,” tandas alumni FE Universitas Padjadjaran (Unpab) Bandung ini.
Dia juga memberikan tips agar mahasiswa bisa kreatif dan inovatif. Menurutnya, mahasiswa harus punya target. Misalnya dia pasang target dalam setahun TEOFL-nya 500, dia sendiri akan kreatif untuk mencapai target itu. Atau misalnya dia target dalam jangka tiga tahun harus lulus A, B, dan C, dia akan mencari jalan untuk sampai ke situ.
“Jadi tanpa target mahasiswa tidak bisa sukses. Setelah ada target baru buat jadwal belajar apa, belajar apa dan belajar apa,” tutur Chandra yang juga Anggota Satuan Pengawas Internal Unimed.
Sebelumnya, Wakil Ketua STIE MTU
Manda Dwipayani Bhastary SS MSi dalam sambutannya saat membuka kuliah umum itu mengatakan, serial kuliah umum merupakan program rutin bulanan yang sudah menjadi salah satu unggulan STIE MTU.
“Kuliah umum ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa selain yang mereka peroleh di bangku kuliah. Kuliah umum ini kita jadikan salah satu unggulan karena menghadirkan berbagai narasumber baik dari dalam maupun luar kampus,” kata Manda.
OM-zan