Apa Guna Toilet Hebat Kalok Nanti Awak Kenak Gini…
celoteh: Diurnanta Qelanaputra
Kata kawan, kalok mau tau tinggi rendahnya peradaban masyarakat di sebuah negara, tengoklah toiletnya.
Apa hubungannya toilet sama peradaban? Jawabnya gampang. Negara yang toiletnya selalu jorok, menunjukkan rakyatnya kurang beradab. Kalok di negara yang maju peradabannya, orang masuk toilet urutannya buang hajat dulu baru siram tapi di negara yang adabnya rendah, telabek. Nyiram dulu baru buang air.
Acemana gak nyiram, karena orang yang sebelumnya buang hajat gak mau nyiram dan malas kasi bersih kloset. Mungkin anggapannya, berbagi tugas. Biar giliran orang berikut yang membersihkan karena toh sebelumnya dia juga membersihkan bekas orang terdahulu. Oalah, udahlah awak tesesak, bayar lagi, ee.. jadi petugas cleaning service tak begaji.
Di tempat kami dulu, karena toilet umum payah bersih, tepaksa dikutip bayaran uang kebersihan. Mau pipis atau beol, awak bayar dulu. Minimal seribu perak, tapi ada juga tigarebon perak baru boleh masuk. Kalok dah masuk toilet batal BAB, jan harap duit kembali. Kog bisa? Ada orang model penjijik, ga bisa BAB sembarangan atau gegara `aromaterapi` pedas menyengat level 6.
Trus, namanya aja ada petugas jaga lengkap dengan kotak uang, tapi lom tentu toilet sebersih yang kita bayangkan. Kek di pajak pajak dan tempat umum yang rame. Petugasnya gilak main WA ato nonton drakor, gak ditengok tengoknya di dalam beserak apa gak, bauk gak. Dia soor aja di tempatnya. Palak kali awak.
Taulah sebagian orang kita ini. Asal udah dia membayar dianggapnya udah raja. Ga ada tanggungjawabnya nyiram sampe bersih. Dipikirnya udah hebat kali ngasi dua ribu perak itu.
Mangkanya mu`in juga petugas kutip uang atau cleaning servis toilet udah hopeless alias putus asa selama ini. Pulaknya bolak balik menyiram. Lantak sian lah , repetnya.
Yang jelas, manajemen toilet ini tengok tengok manusianya jugak. Jan disangka mentang mentang toilet modern otomatis bersih dan yang masuk ke dalam tau kebersihan. Liat aja ke toilet di sebagian bandara kita. Nyiram aja pun penumpangnya kadang gak mau. Dibiarkannya maaf, dahaknya di situ.
Menurut awak, semua itu dimulai dari manusianya, bukan toiletnya. Mau toiletnya cantik, modern, teknologi terbaru, termahal di dunia, bila perlu pakek berlian, pakek remot, kalok dasar manusianya jorok dan gak bisa dididik dikestau ya jorok. Mo gelar S-3 S-4 S-5 pun kalok bangsanya dogil, jorok ya tetap dogil dan jorsek.
Kalok mau bukti tanyak aja sama roomboy roomboy hotel bintang 4 bintang 5. Jan kelen pikir yang nginap mentalnya sekelas bintang hotelnya.
Awak dulu sempat selama dua bulan praktek jadi roomboy waktu kuliah. Tau kelen, ada yang sengaja beol di ambal samping tempat tidur. Entah lagi sakau apa memang malas ke toilet.
Jan lagi kondisi toilet yang dikasi nama rest room, selalu porak poranda. Mungkin si tamu biasa di kampungnya beol di kakus atau pinggir sungai. Dianggapnya aja macam lagu Bengawan Solo, air mengalir sampe jauh, tak taunya masih nonggok warisan tu.
Jangan cerita selimut ato cover bed. Bisa pulak berhitaman. Pulaknya dipakek melap sepatu sama kaki. “Orang udah kubayar kiannya, sukak sukak akulah mo kuapain,” alasannya. Gak kasian dia sama roomboy.
Yang awak takutkan lagi kalok toilet canggih dan modern ditarok di kampung dengan alasan supaya wisatawan yang datang gak jijai lagi mo buang air besar dan kecik.
Cemana rupanya? Ya itu, pas mau masuk toilet kepijak duluan sama ranjau kuning. Gegara sebelumnya ada yang gak paham basa Inggris, dan teknologi toilet modern, daripada pening pening beol di kloset, digasnya aja di lantai toilet. Mungkin udah biasa beol jongkok, jadi gak pas rasanya kalok dieksekusi di toilet duduk. Atau dbantenya pulak mandi sama nyuci di dalam toilet karena soor nengok toiletnya cantik kali, gak macam di rumahnya. Mo dilarang, dipanggilnya deking, pemuda setempat. “Kan gak ada turis, biar aja dulu,” kata PS nya.
It`s masih mayan, takut awak malah eksekusinya di luar toilet. Gegara apa? Ah, payah payah udah di luar toilet. Tak pande dia pakek alat-alat di dalam. Mana tak ada pulak penjaganya
Satu lagi, yang risau awak, dah tepasang toilet modern dan mehong itu gak berapa lama koslom: kosong melompong tinggal batu bata dan rangka. Sak sak kloset, lampu, selang air, selang bit, keran, AC, jendela, kosen, jerjak besi, semua digasak maling..
Macam gak tau aja awak, sedangkan bak sampah dari kaleng aja bisa raib, besi tutup paret pengontrol air hujan di tengah jalan disikat, kabel telepon di jalan dicuri, konon lagi toilet impor. Tinggal lempar ke penampung botot, beduit kawan.
Last but not least, takutnya nanti awak mau buang air bayar pulak dua kali. Pertama bayar ke petugas resmi penjaga toilet, Kedua harus bayar lagi sama PS, preman setempat Alasannya untuk keamanan. Gitu awak keberatan diogapnya awak,”He, kalok gak mau bayar jangan berak kencing di sini, ini tanah kami.” Cobak, mo bilang apa?
Happy weekend, have a good day…
sabtu, 28/2/21