PANYABUNGAN | okemedan. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan dr Rusli Pulungan, memberikan penjelasan terkait tiga orang warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal (Madina) yang dikabarkan terpapar gas beracun diduga jenis H2S baru-baru ini, Senin (15/2/2021).
“Benar, kemarin ada tiga orang warga Sibanggor Julu masuk, tapi satu orang sudah pulang, keluhannya hanya penyakit umum saja, ada yang kepala pusing, sakit pada perut, dan tenggorokan. Keluhan yang umum saja,” kata dr Rusli.
Adapun tiga orang warga Sibanggor Julu yang masuk rumah sakit tersebut yakni Arfan Tanjung (38), Linda Sari (34) dan Khaidar (39).
Saat disinggung apakah ada indikasi terpapar gas beracun H2S, Rusli menyebut tidak ada indikasi ke arah itu. Dan, Rusli menyebut sampai saat ini tidak ada alat yang dimiliki RSUD Panyabungan untuk memastikan gas beracun jenis H2S.
“Indikasi kesitu tidak ada, dan perlu kami sampaikan bahwa belum ada alat kita yang bisa memastikan itu gas beracun jenis apa, karena kami juga menunggu hasil penelitian dari laboratorium forensik Polda Sumut,” terangnya.
Diketahui, tiga orang warga Sibanggor Julu tepatnya di wilayah peristiwa 25 Januari yang lalu, dibawa berobat ke rumah sakit umum Panyabungan pada hari Jumat kemarin. Hal ini menjadi kekhawatiran di kalangan masyarakat, karena dikaitkan dengan paparan gas beracun yang diduga jenis H2S pada saat PT SMGP melakukan uji coba pengoperasian sumur uap panas bumi. Pada peristiwa tersebut sebanyak 5 warga meninggal dunia dan puluhan orang dirawat di rumah sakit.
OMD- M1