Bonauli Rajagukguk Minta Hentikan Polemik Dugaan Pelecehan Anak di Simalungun

Hukum28 Dilihat

SIMALUNGUN | okemedan Anggota DPRD Kabupaten Simalungun, Bonauli Rajagukguk SH, meminta semua pihak untuk menghentikan polemik dugaan pelecehan terhadap anak yang dilakukan seorang kepala sekolah terhadap anak didiknya di Simalungun. Karena atas persoalan ini sudah ada klarifikasi dan perdamaian dari kedua belah pihak.

Hal itu disampaikan Bonauli kepada wartawan, Selasa (26/1/2021), menanggapi telah adanya perdamaian antara terduga pelaku dengan keluarga korban serta adanya penjelasan ibu korban bahwa anaknya masih suci berdasar pemeriksaan medis.

“Ini juga untuk mengklarifikasi pernyataan saya sebelumnya, yang meminta polisi untuk mengusut peristiwa ini, setelah saya mengetahui kondisi yang sebenarnya,” kata Bonauli.

Bonauli yang juga Ketua Karang Taruna Simalungun ini mengatakan mendukung perdamaian yang telah dilakukan kedua belah pihak. Ia juga meminta masyarakat untuk menghormati kesepakatan ini.

“Pelaku dengan korban sudah damai dan ternyata korban masih suci, untuk itu kita harus mendukung kesepakatan damai ini dan tak perlu lagi meributkannya,” ujar Bonauli.

Ia menyatakan jika masih ada juga oknum-oknum yang meributkan persoalan ini setelah para pihak berdamai, berarti orang tersebut tidak mendukung adanya perdamaian itu, dan dicurigai memiliki kepentingan lain dalam masalah ini.

Sebelumnya, orang tua anak korban dugaan pelecehan terhadap anak, meminta masyarakat menghentikan polemik kasus yang menimpa anaknya di publik, karena hal itu telah membuat keluarga dan anaknya semakin tertekan.

“Antara keluarga kami dengan pelaku sudah ada perdamaian. Pelaku juga sudah meminta maaf kepada kami dan kami memberinya maaf. Anak kami juga sudah membuat pengakuan kalau kesuciannya masih terjaga. Pihak medis juga sudah melakukan pemeriksaan dan kehormatan anak kami masih suci,” kata ibunua yang dihubungi wartawan, Selasa (26/1/2021).

Dikatakan, dirinya juga heran kenapa masalah ini masih terus dipolemikkan di masyarakat, padahal pihaknya dan pelaku sudah berdamai dan sudah tidak ada masalah sama sekali. Ia menduga ada pihak ketiga yang ingin memanfaatkan masalah ini untuk kepentingan pribadinya.

“Secara psikologis anak kami yang masih duduk di kelas 6 SD sangat tertekan karena masalah ini terus berkepanjangan, hingga untuk keluar rumah saja dia takut, padahal tak lama lagi ujian kelulusan akan dilangsungkan,” katanya.

Untuk itulah, dia meminta agar polemik ini dihentikan demi kebaikan anak mereka, dan ia berharap masyarakat mendukung upaya perdamaian yang telah mereka lakukan.

Terpisah, terduga pelaku berinisial AM yang dihubungi melalui telepon selularnya, juga menyatakan bahwa dirinya dan keluarga korban telah melakukan perdamaian dan sudah tidak ada persoalan lagi.

“Hubungan kami sangat baik setelah perdamaian yang sudah dilakukan. Jadi saya juga heran kenapa saat ini masih ada pihak ketiga yang meributkannya. Saya menduga ini karena ada pihak-pihak yang dendam kepada saya dan memanfaatkan persoalan ini untuk menekan keluarga saya, hingga kami pun mau diusir dari kampung ini,” katanya.

Sebagai manusia, dia mengaku pernah khilaf, karena itulah ia melakukan perdamaian dan meminta maaf kepada keluarga korban, dan mereka memaafkannya. Karena kejadian sebenarnya tidak seperti yang diributkan di masyarakat, terbukti anak itu masih suci.

Dia juga mengaku untuk kebaikan dan atas saran beberapa pihak, ia juga telah mengundurkan diri sebagai kepala sekolah di Simalungun.

rilis

Tinggalkan Balasan