Ada Hotel buat Para Sultan di Perbatasan Entikong

OkeLeisure6 Dilihat

ENTIKONG | okemedan. Sudah banyak yang tahu kini wajah perbatasan Indonesia tidak lagi suram. Contohnya, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Sanggau, Kalbar yang ketika masuk saja warna kuning, merah, hitam khas Suku Dayak sudah menghiasi ornamen gedung-gedung di sini.

Bikin bangganya, tampilan PLBN ini berbanding terbalik dengan Pos Malaysia di seberang sana yang bercat hijau kusam.

Eits, tapi bukan cuma itu saja, PLBN yang dibawahi Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) pun mulai membangun berbagai fasilitas lainnya yang ditempatkan dalam zona pendukung.

“Dari sisi perekonomian, PLBN punya dampak luar biasa untuk masyarakat bukan hanya sebagai pintu tetapi jadi area perekonomian. Nanti ada zona penunjang di situ jadi episentrum kegiatan ekonomi ada pasar modern, pasar tradisional, terminal mini, Wisma Indonesia, mess pegawai, dan lain-lain,” kata Kepala PLBN Entikong, Viktorius kepada detikcom, Selasa (17/11/2020).

 PLBN Entikong Foto: Mustiana Lestari

PLBN Entikong Foto: Mustiana Lestari

Detikcom pun langsung mengecek keberadaan fasilitas pendukung. Memang berbagai gedung telah siap dan tinggal menunggu dioperasikan dalam waktu dekat. Dalam zona pendukung tersebut, Wisma Indonesia tampak paling mencolok dengan balkon kaca khas hotel modern di Ibu Kota.

Pihak PLBN rupanya sengaja membangun wisma ini untuk publik namun belum beroperasi karena masih menunggu penentuan tarif dari DJKN Kemenkeu. Melangkah masuk, sudah ada meja lobi yang berikut dengan sofa minimalis untuk ruang tunggu tamu. Di belakang lobi disediakan ruang makan dengan kursi premium berlapis kulit khas kafe berkelas.

Tak mau menunggu lama, detikcom langsung meluncur ke ruangan paling mewah president suite room. Benar saja, masuk ke dalamnya tersedia beberapa ruangan lapang, mulai dari ruang tengah dengan sofa empuk dan tv latar datar super besar.

Ada pula ruang meeting dan kamar tidur dengan bed ukuran king size serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub. Semua furnitur terlihat menampilkan kesan minimalis dengan ornamen yang dipilih tak sembarangan.

Pemandangan di balkon pun menawarkan keindahan jajaran hijau gunung yang dimiliki bersama Malaysia dan Indonesia. Sehingga tentu saja semua sensasi di kamar ini tak membuat tamunya merasa sedang ada di perbatasan.

“Ada yang menilai wisma ini setara dengan hotel bintang 3 lebih. Wisma ini punya 1 president suite, 2 VIP, 10 standar room. Wisma ini dibangun mulai Februari hingga selesai Oktober ini,” pungkasnya.

Bukan cuma Wisma Indonesia ini yang juara, ada juga pasar-pasar tradisional dengan desain yang ciamik. Modern dan futuristik benar-benar jauh dari ketertinggalan.

“Pasar ini total ada 163 pedagang yang akan menempati, 90 persen adalah warga Entikong dan Sekayam, 2 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia,” jelas Viktor lagi.

Rencananya pasar ini akan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri sekaligus Kepala BNPP Tito Karnavian . Ke depannya, Viktor mengharapkan adanya smelter untuk menampung barang dan komoditas ekspor di Entikong dengan harapan memudahkan eksportir dan memangkas waktu dan biaya dari Pontianak.

COVID-19 ikut membuat lalu lintas di Entikong kena imbas, apalagi setelah Malaysia menetapkan lockdown. Hal ini membuat aktivitas lalu lintas manusia dan barang tak seramai biasanya.

“Warga negara Indonesia bisa pulang dan harus kita terima. Tiap hari di PLBN Entikong tetap ada ratusan orang. Pada 18 Maret itu lockdown Malaysia ada 7.000 orang lebih pulang. April sampai sekarang 3.000 orang sudah pulang, satu hari bisa 100 orang,” kata Viktor lagi.

Sementara untuk warga Malaysia yang kembali ke tanah airnya terhitung sekitar 50-an orang. “Biasanya mereka ke sini karena ada saudara di Indonesia. Izin tinggalnya sudah habis. Kan 30 hari. Bisa diperpanjang tapi harus lapor Imigrasi setempat” tambah Viktor.

WNA Malaysia pun semakin rumit pulang ke negaranya lantaran ada syarat rekomendasi dari konsulat Malaysia di Pontianak dan keterangan PCR dari Indonesia.

Di lain pihak, Viktor mengatakan prosedur di pos Entikong ini telah ditambahkan protokol kesehatan dan pendataan. Sampai saat ini sudah ada 73 WNI yang ketika pulang kedapatan reaktif saat rapid test. Namun setelah dikarantina di Pontianak dan di-swab, hasilnya semua dinyatakan negatif.

 

 

 

Tinggalkan Balasan